Baiklah teman-temanku sekalian, kali ini saya akan mengulas semua pembahasan yang ada di buku "Ketagihan Tahajud",. Dalam membahas habis materi yang ada di dalam buku tersebut mungkin saya akan menjadikannya dalam beberapa postingan, jadi di tunggu yaa pembahasan mengenai "Ketagihan Tahajud".
Kiat 1
"wahai jiwaku !! Ikhlaslah niscaya engkau akan selamat".
Demikianlah syair yang diucapkan oleh generasi salaf yang mulia kepada diri mereka. Hal itu bukanlah sesuatu yang aneh. Ikhlas karena Allah adalah ruh ketaan, esensi taqarub, kunci diterimanya seluruh amal shalih, serta penyebab untukk meraih pertolongan dan petunjuk Allah. Pertolongan Allah kepada hamba-Nya yang beriman itu sesuai kadar niat,, keikhlasan dan kejujuran kepada Allah dalam keinginannya untuk melaksanakan kebaikan.
Allah SWT memerintahkan kita agar selalu ikhlas karena-Nya semata dalam beramal; bukan karena selain-Nya. Allah Ta'ala berfirman yang artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. (Al-Bayyinah [98]: 5)
Allah memperingatkan kita dari dampak bahaya yang akan menimpa orang yang melaksanakan ketaatan bukan karena Allah. Misalnya, saja orang tersebut mengiginkan pujian, pangkat, repurtasi, atau kedudukan di hadapan manusia. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, 'jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi'." (az-Zumar [39]: 65)
Rasulullah SAW memberitahukan hukuman pedih yang menanti orang yang melaksanakan ketaatan dengan niat untuk mencari dunia atau ingin pamer. Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya : "Barangsiapa belajar ilmu yang seharusnya untuk mendapatkan ridha Allah, tapi dia tidak mempelajarinya keculai untuk mendapatkan kesenangan dunia, maka pada hari kiamta dia tidak akan mencium aroma surga." (HR Ahmad dan Abu Daud)
Para pendahulu kita yang mulia selalu memotivasi agar ikhlas karena Allah semata dalam beramal. Muthariff bin asy-Syukhair ra mengatakan, "baiknya amal itu tergantung pada baikny hati, sedangkan baiknya hati tergantung pada baiknya niat. barangsiapa melakukan amal dengan ikhlas, niscaya hatinya akan jernih. Sebaliknya, barangsiapa melakukan amal dengan tidakikhlas, niscaya hatinya akan kotor."
Abu Ali ar-Radzubari ra mengatakan, "Ilmu itu tergantung pada amal, sedangkan amal tergantung pada keikhlasan.sementara itu, ikhlas karena Allah akan melahirkan pemahaman terhadap Allah SWT." ---> baca Part II yaa....
0 komentar:
Posting Komentar